Ini kisah waktu saya duduk di bangku SMP Kelas 2.
Wanita itu adalah teman saya tetapi beda kelas, orangnya super cerewet and ceriwis.
Identik banget dengan tai lalat yang ada di dekat bibirnya.
Kalau berbicara kayak mobil yang melaju kencang terus remnya blong.
Pokoknya ada saja kalimat yang bisa ia keluarkan dari mulutnya.
Sepertinya dia punya sejibun stok kosakata.
Suatu hari saya ketemu sama teman saya ini.
Saya lihat ada yang aneh di wajahnya.
Tai lalat besar didekat bibirnya tidak seperti biasanya.
Lalu saya tanya:
"kenapa dengan tai lalatmu?"
Jawab teman: "Oo ini, di ikat dengan rambut, biar bisa copot sendiri"
"kata abang tai lalatnya bisa hilang, kira-kira seminggu copot ni tai lalat".
Masih heran, saya tanya lagi: emang g sakit, terus gimana ngikatnya. (dalam hati: telaten banget yang ngikatnya ya).
"nggak sakit kok" jawabnya.
Gara-gara hal ini, saya jadi penasaran. Saya g sabaran ngeliat hasilnya.
Dan pas ketemu lagi, beneran, tai lalatnya sudah g ada lagi. Caranya sukses tanpa harus operasi.
Ada sedikit luka di bekas tai lalatnya, jadi ia tutup dulu pakai hansaplas.
Dan apakah setelah tai lalatnya hilang terus cerewetnya juga hilang. Hmmm... kayaknya masih cerewet tu, mungkin karena sudah kebiasaaan, jadi sulit menghilangkannya. hihi
No comments:
Post a Comment