5 Oct 2014

Catatan Kecil - Obat Galau

Saya akan berbagi sebuah catatan facebook yang saya salin di tahun 2013 dari koran Republika. Saya paling suka konten "hikmah" yang terdapat disalah satu halamannya. Setiap koran datang yang duluan saya cari itu halaman yang berisi konten hikmah, biasanya ada di bagian bawah. Kebetulan banget waktu itu judul sebuah artikel di koran tersebut menyentuh banget dengan jiwa saya yang sedang sedih gulana, yang biasa anak muda bilang lagi galau. Galau saya bukan karena percintaan, tetapi oleh sebab lain. Dan saya ucapkan terimakasih kepada penulis artikel ini Bapak Ahmad Musyaddad Lc dan kepada koran Republika. Alhamdulillah bermanfaat banget, My sadness is reduced and gradually disappear. And I can face any problem with more calm. (Mohon izin share ya Republika). Yukk mari dibaca, diresapi dan dipraktekkan. :-) :-) :-)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Hikmah Oleh AhmadMusyaddad Lc
(Koran Repbulika,Sabtu 6 April 2013)

OBAT GALAU


Hari itu seorangsahabat dari kalangan Anshar bernama Abu Umamah menyendiri di satu sudutmasjid. Dengan wajah lesu dan lunglai, sahabat ini terpaku dalam sunyinya rumah Allah itu.

Tidak ada seorang pundi sana karena memang saat itu bukanlah waktu orang ke masjid untuk menunaikan shalat atau bermuzakarah mengkaji kitab Allah maupun sunah Rasulullah. Abu Umamah hanya sendiri ditemani  satu harapan kiranya Allah memberikan secercah kemudahan terhadap semua masalahnya hari itu.
Beberapa waktu berlalu hingga sunyi itu terpecah dengan kehadiran Rasulullah dari bilik masjid. Rasulullah mendekati Abu Umamah. Ketika menghampiri Abu Umamah Sang Nabi bertanya, “Wahai Umamah , ada apa gerangan yang membuatmu berada di dalam masjid sendirian di waktu seperti ini?” Seketika itu Abu Umamah menjawab,“Duhai Rasulullah, aku dirundung rasa galau dan sedang diimpit utang.”


Mengetahui masalahyang menimpa sahabatnya ini, Rasulullah segera memberikan tawaran jalan keluar. Rasulullah bersabda, “Duhai Abu Umamah, maukah engkau aku ajarkan suatu amalan(doa), yang apabila engkau terus membacanya di waktu pagi dan petang Allah akan menghilangkan darimu rasa galau itu, dan Allah akan memudahkan engkau melunasi utangmu”.

Dengan wajah semringah, Abu Umamah menjawab, “Mau ya Rasulullah,” Lalu Rasulullah melanjutkan, “Bacalah diwaktu pagi dan petang, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa galau dan sedih, dan aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari rasa pengecut dan bakhil,dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang lain.”

Abu Daud danal-Baihaqi mencatat dengan apik kelanjutan cerita singkat ini. Beberapa waktu kemudian, setelah Abu Umamah rutin memanjatkan doa ini kepada Allah di pagi dan petang harinya, ia berujar, “Setelah aku merutinkan amalan yang diajarkan oleh Rasulullah itu, Allah menghapus dari diriku rasa galau yang menimpaku dan Allah memudahkan  bagiku untuk melunasi utang yang melilitku.”

Setiap orang tidak akan pernah luput dari problematika kehidupan. Karena sesungguhnya hamparan ruang dan waktu yang dinikmati setiap manusia hakikatnya adalah ujian dari Allah. Allah ingin mengetahui sejauh mana ketahanan kita terhadap ujian itu.

Galau dan gelisah adalah satu dari sekian masalah kejiwaan yang kerap menyesaki jiwa seseorang.Dari sinilah timbul rasa tidak percaya terhadap diri sendiri. Dan, dari sinipula sikap pesimistis, putus ada, dan matinya kemampuan untuk berharap muncul dan mengakar.

Namun, bagi seorang mukmin yang menjadikan Alquran dan Sunah Nabi Muhammad sebagai tuntunan hidup,kegalauan, keresahan, dan rasa risau ini bukanlah sesuatu yang sulit diobati.
Cukuplah baginya menengadah, memohon kepada Rabbnya di pagi dan petang harinya seraya berdoa,“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa galau dan sedih, dan aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari rasa pengecut dan bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang lain.